Don’t be afraid of the changes

Beberapa waktu ini saya mengikuti class web based learning tentang Agile Methodologies.

Dalam course yang saya ikuti dijelaskan bahwa role traditional Project Manager sudah tidak ada dan telah ditransformasikan ke dalam 4 roles yaitu: Project Leader, Business Analyst, Scrum Master, dan Product Manager.

Sebagai seorang traditional Project Manager hal ini cukup menohok saya. Akan jadi apa role saya dalam era ICT masa mendatang dimana kebanyakan project-project ICT akan mengadopsi Agile Methodologies yang sudah tidak memiliki role Project Manager.

Inilah sebuah changes yang harus saya hadapi. Saya harus siap dan mampu menghadapi changes ini.

Seperti quote yang didapat sewaktu era deep depression di US, bahwa orang tidak perlu takut akan hal apapun selain rasa takut itu sendiri.

Jadi kita tidak perlu takut akan changes selain rasa takut akan changes tersebut. Supaya kita aware bahwa itu cuma rasa takut. Dan sebaiknya kita bisa mengambil lessons learned dari changes tersebut untuk bisa meng-overcome rasa takut kita.

Satu cara lain yang bisa kita lakukan adalah menjalani changes tersebut dan mencari hal-hal yang bisa membuat rasa kenyamanan yang baru.

Sehingga kita bisa menjadi lembam terhadapa changes dan bisa menikmatinya.

Bagaimana sikap kita terhadap changes?

The post “Don’t be afraid of the changes” appeared first on krismanoppusunggu.com

What the most successful people do before breakfast

Laura Vanderkam, dalam bukunya yan berjudul “What the most successful people do before breakfast”, menyatakan:

Ada 3 hal penting yang bisa menjadi fokus area hidup kita, yaitu:

  1. Melakukan hal-hal penting buat keperluan career
  2. Melakukan hal-hal penting buat keperluan keluarga
  3. Melakukan hal-hal penting buat keperluan diri sendiri

Untuk mencapai ke-3 hal tersebut, maka kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan berikut sebelum sarapan pagi:

  1. Bangun sekitar jam 5.30am dan melakukan meditasi dan exercise -> Ini untuk keperluan diri sendiri
  2. Membuat teh buat istri, menyiapkan anak-anak berangkat ke sekolah -> Ini untuk keperluan keluarga
  3. Setelah kita sudah memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, maka kita akan siap untuk keperluan career seperti membaca news tentang industry bisnis kita, commuting ke kantor sambil membaca/mendengar buku dan bisa tiba pagi segera dikantor untuk men-check inbox emails sebelum rekan-rekan lain datang untuk berkolaborasi.

Apakah hal-hal pertama yang kita lakukan sebelum sarapan di pagi harinya?

The post “What the most successful do before breakfast” appeared first on krismanoppusunggu.com

How to maintain our emotional hygiene

Guy Winch, dalam sebuah TED Talk menyatakan adalah sangat penting untuk menjaga kesehatan emosional kita sama layaknya dengan menjada kesehatan fisik kita.

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar penyakit fisik kita disebabkan oleh gangguan pada emosi kita.

Menaruh dendam, membiarkan akar kepahitan bertumbuh dan berkembang didalam hati kita, membiarkan orang mengganggu self esteem kita, sama seperti kita mencoba menusuk kedalam sebuah pisau kedalam tubuh kita berkali-kali sampai lukanya makin dalam. Begitulah analogi real antara gangguan emosi dengan gangguan fisik kita.

Dalam penelitian akhir-akhir ini, adanya perhatian terhadap kesehatan emosi kita memiliki impact dengan semakin bertambah panjangnya usia hidup manusia.

Jadi, untuk mendapatkan kesehatan fisik yang lebih baik dan umur panjang, sebaiknya kita menjaga kesehatan emosi kita dengan lebih penuh perhation dimulai dengan menjaga gangguan terhadap self esteem kita.

Bagaiman kondisi kesehatan emosi kita?

The post “How to maintain our emotional hygiene” appeared first on krismanoppusunggu.com

 

RSCM Kencana

Sekitar 3 bulan lalu, Ibunda tercinta saya mengalami luka ditangan sampai mengalami necrosis/pembususkan karena indikasi mengalami diabet setelah usia tua.

Setelah mendapatkan sedikit pengobatan yang kurang bagus (careless), akhirnya Ibu saya mendapatkan pengobatan terbaik dari RSCM Kencana. Di RSCM Kencana Ibu saya merasa betah karena kata beliau perawatannya lebih baik dan simple. Informasi dan arah dari mulai pendaftaran, lokasi dokter, kasir dan farmasi cukup jelas sehingga kita tidak terlampau stress dalam masa perawatan.

Karena biasanya, dalam berobat ke rumah sakit, karena kita sudah sedikit tertekan karena penyakit, informasi yang simpang siur dari para pegawai rumah sakit dari mulai staff pendaftaran, perawat, kasir dan farmasi bisa cukup membingungkan dan menambah beban/stress berobat para pasien.

Nah, hal inilah yang saya kira bisa dijawab oleh RSCM Kencana dalam kegiatan sehari-hari rumah sakit tersebut. Meskipun tidak semahal rumah sakit swasta yang lain, kita merasa berada seolah-olah di sebuah rumah sakit di negara maju. Saya pribadi yang cukup kerap ke RSCM Kencana juga merasakan hal yang sama.

Semoga RSCM Kencana bisa mempertahankan kualitas pelyanan rumah sakit nya sehingga menjadi sebuah rumah sakit yang berkualitas internasional dengan harga lokal.

Ganbatte RSCM Kencana!

Bagaimana pengalaman kita sewaktu di rumah sakit?

The post “RSCM Kencana” appeared first on krismanoppusunggu.com

My Philosophy for Successful Living

Menurut Jim Rohn, dalam bukunya yang berjudul “My Philosophy for Successful Living”, menyebutkan beberapa kriteria criteria untuk mendapatkan hidup yang makmur dan sukses, antara lain:

  1. Secera umum, siapa pun kita, jika kita memberi value kepada pasar, maka kita akan mendapatkan reward kembali. Beginilah cara pasar bekerja.
  2. Cara terbaik untuk mencapai kemakmuran dan kehidupan yang luar biasa adalah dengan cara banyak-banyak menolong orang lain. Selalu cari cara untuk melayani orang lain. John F. Kennedy menyatakan dalam quote terkenalnya: “Jangan tanyakan apa yang negara dapat berikan kepada kita, tapi apa yang kita dapat lakukan buat negara.”
  3. Fakta yang sederhana adalah, memberi reward kepada orang-orang untuk setiap keberhasilan kecil dapat memberikan sebuah kekayaan/fortune kepada kita.
  4. Profit lebih baik daripada penghasilan. Penghasilan membuat kita dapat hidup, tapi profit bisa memberikan kekayaan/fortune.
  5. Belajar dari pengalaman hidup kita sendiri akan dapat memperbaiki dan menguatkan philosophy personal kita.
  6. Berusahalah untuk hidup tanpa hutang dan menjadi seorang yang financially independent.
  7. Berusahalah untuk menjadi lebih komunikatif. Karena semakin powerful kita sebagai pembicara maka kita akan semakin hati-hati dan terjaga/terukur dalam kata-kata kita.Nilai-nilai hidup manakah yang lebih kita fokuskan dalam upaya mencari kemakmuran dan kebahagiaan?
    The post “My Philosophy for Successful Living” appeared first on krismanoppusunggu.com

Banjamin Franklin

Alasan saya menulis tentang Benjamin Franklin dalam blog saya kali ini karena setelah menbaca cukup banyak buku-buku, ada beberapa penulis terkenal merekomendasikan untuk membaca biography dari Benjamin Franklin.

Nah, saya menuruti anjuran dari para penulis terkenal tersebut. Dimulai dari menyelesaikan buku “The Life of Benjamin Franklin” karya Samuel Griswold dan sekarang saya sedang membaca buku “The Autobiography of Benjamin Franklin” (Dover Thrift Edition) yang merupakan karya Benjamin Franklin sendiri.

Berikut sekilas summary tentang sosok Benjamin Franklin:

Lahir di Boston, Massachusetts pada tanggal 17 January 1706 dan wafat di Philadelphia, Pennsylvania pada tanggal 17 April 1790 dalam usia 84 tahun.

Seorang renowned polymath, leading author, printer, political theorist, politician, Freemason, postmaster, scientist, inventor, civic activist, statesmen, dan diplomat.

Sebagai scientist, beliau adalah seorang figur besar dalam era American Enlightment dan sejarah dari fisika, untuk penemuan dan teorinya tentang listrik.

Sebagai inventor, beliau dikenal sebagai penemu lightning rod, bifocals, dan Franklin stove.

Benjamin Franklin mem-fasilitasi banyak organisasi civic termasuk Philadelphia fire department dan Philadelphia university.

Ternyata Benjamin Franklin adalah seorang calon independent dalam kiprah politiknya di Amerika Serikat.

Istri beliau bernama Deborah Red dan mereka memiliki tiga orang anak bernama: William, Francis, dan Sarah.

Dalam buku autobiograophy-nya, Benjamin Franklin menyebutkan ada 13 virtues, yaitu:

  1. Temperance: Eat not to dullness, drink not to elevation.
  2. Silence:  Speak not but what may benefit others or yourself; avoid trifling conversation.
  3. Order: Let all your things have their places; let each part of your business have its time.
  4. Resolution: Resolve to perform what you ought; perform without fail what you resolve.
  5. Frugality: Make no expense but to do good to others or yourself; i.e. wasting nothing
  6. Industry: Loose no time; be always employ’d in something useful; cut off all unnecessary actions.
  7. Sincerity: Use no hurtful deceit; think innocently and justly, and, if you speak, speak accordingly.
  8.  Justice: Wrong none by doing injuries, or omitting the benefits that are your duty.
  9. Moderation: Avoid extremes; forbear resenting injuries so much as you think they deserve.
  10. Cleanliness: Tolerate no uncleanliness in body, cloths, or habitation.
  11. Tranquility: Be not disturbed at trifles, or at accidents common or unavoidable.
  12. Chastity: Rarely use venery but for health or offspring, never to dullness, weakness, or injury of your own or another’s peace or reputation.
  13. Humility: Imitate Jesus and Socrates.Apa yang menjadi nilai-nilai luhur (virtues) kita?

    The post “Benjamin Franklin” appeared first on krismanoppusunggu.com

Attending to the little things

Stephen R. Covey dalam bukunya yang berjudul “7 Habits of Highly Effective People” menyatakan:

Tindakan kebaikan dan sikap respect yang kecil-kecil bisa berarti sanagat besar. Sikap tidak menghargai yang kecil, tindakan kurang baik yang simple, dan sikap tidak menghormati yang minor bisa mengakibatkan sikap menarik diri yang cukup signifikan. Dalam hubungan manusia, hal-hal kecil bisa berarti besar.

Saya teringat kejadian di sebuah sore habis pulang dari kantor. Sewaktu baru pulang dari kantor, saya langsung disambut oleh kedua anak saya. Satu perempuan berusia 7 tahun dan satu lagi anak laki-laki berusia 5 tahun. Cukup senang rasanya bisa disambut oleh kedua anak-anak kita sambil bercanda dan menanyakan bagaimana kabar seharian di sekolah dan di rumah.

Sampai pada satu titik saya meng-ignore putri saya dengan cuma mencium anak saya dan menanyakan apakah dia merindukan saya seharian ini.

Setengah jam berikutnya, putri pertama saya mulai tantrumnya. Menyatakan bahwa dia merasa bosan, tidak berguna dan kurang diperhatikan.

Komentar terakhir membuat saya teringat bahwa hal kecil yang saya lakukan terhadap putra kedua saya saja berarti cukup besar buat putri pertama saya.

Bagaimana hal-hal kecil dalam hidup sehari-hari mempengaruhi sikap dan tindakan kita?

The post “Attending to the little things” appeared first on krismanoppusunggu.com

My 2015 Annual Review: Lessons What Went Well and What Needs Improvement

Chris Guillebeau on his blog “The Art of Non-Conformity” every end of year will write his Annual Review.

Follow good things Chris has done, every year I set aside a long block of time, typically the better part of the week, to look back at the year that’s ending and look ahead to the next.

And so we begin the 2015 Annual Review

I try to live an active life and pursue a lot of different challenges and adventures. Pretty much every time I begin the review, I think, “What a crazy year it’s been!” J

In year 2015, I set with a big optimistic mental note, even tough there was still a noisy sound in my head that said I was worry to face the year.

While I was sitting down in a bus commuting from home to my office writing this notes, I want to share that I am feeling super excited. I am thinking of all the good things happened in my life with all the achievements. As usual, negative noise in my head also came, saying that I wasn’t really fulfilled my target achievement this year.

What Went Well in 2015

This year, I managed to finished my first Full Marathon by conquering the super hot The Jakarta Marathon 2015. Even tough I passed the cut off time by 38 minutes, luckily Iwas still registered as the Full Marathon finisher at the official web site of the race.

I also managed to complete reading 49 books in one year. I was following Seth Godin advise that “if you read book 20 minutes per day, every day without skipping a day, you can finished 52 books in a year.” And I have proofing that this advise to be true.

On 28 February 2015, while treated as a newbie in running community, EID Runners, an official running community in EID, which just founded in 30 May 2014, has managed to held a fun run race event sponsored by Pocari Sweat.

One year after its establishments, EID Runners members reached 130+ hence treated as the biggest sport community in EID.

On 29 October 2015, again, EID Runners, as the newly established sports community in EID, obtained an honor from EID Sports Competition 2015 committee to held men and women estafet running race.

What Needs Improvement in 2015

While participating for a Full Marathon race, I need to finish before the cut off time hence I can be treated as an official Full Marathon finisher.

On reading books, I need to make summary and review of the book I just finished reading.

For EID Runners, with big members (130+), we hope most of our members will spare his/her time to be active in participating EID Runners events.

Thank you All for the big achievement in 2015 and lets plan more success in 2016.

What is our 2015 review?

The post “My 2015 Annual Review: Lessons What Went Well and What Needs Improvement” appeared first on krismanoppusunggu.com