Para pakar cenderung buruk dalam memprediksi tapi mereka sangat ahli dalam menjelaskan fakta-fakta nilai acuan dasar.
Sebagai contoh, andaikan kita hendak konsultasi denga Pengacara Hak Cipta (Intellectual Property) tentang kemungkinan adanya penyalahgunaan hak cipta. Pertanyaan yang tepat kepada pengacara tersebut adalah “Apakah variable penting dalam kasus semacam ini?”, “Bukti apakah yang bisa mendukung tuntutan dari masing-masing pihak?”, “Dalam persentasi, berapa kasus yang selesai sebelum pengadilan?”, “Dari semua yang maju ke pengadilan, berapa persen kesempatan untuk penuntut menang?”
Jika kita mempertanyakan hal-hal seperti diatas, yaitu pertanyaan berupa pengalaman kasus sebelumnya dan norma-norma hukum, kita akan mendapatkan informasi yang cukup layak dipercaya dibanding kalau kita langsung menanyakan berapa persen kans untuk memang. Dalam hal ini, pengacara akan cenderung menyampaikan jawaban yg bias dan cenderung emosional.