Blog viewed and Kids school holiday time

Blog saya kembali dapat perhatian dari pembaca setia dari Singapore. Great!!!

Hari ini sebagai bagian dari kegiatan liburan sekolah, dan kebetulan karena istri tercinta kurang sehat, saya membawa serta ke kantor anak-anak saya. Mereka bisa melakukan semi study tour. Putri saya bilang kantor saya sangat canggih karena hanya dengan pencet-pencet tombol angka-angka, lift-nya otomatis bisa terbuka. Kata putri saya: “Gedung kantor Bapa, intelligent ya?”.
Sungguh bahagia bisa membawa serta anak-anak saya ke kantor. Hal ini salah satu quality time yang saya dapatkan bersama mereka.

Kebetulan di dekat gedung kantor saya ada mall terkenal di daerah Jakarta Selatan. Seingga saya bisa membawa anak-anak saya jalan-jalan ke mall selama istirahat makan siang.

Bagaimana kegiatan liburan sekolah anak-anak kita?

#Diambil dari buku kehidupan

Make time with Kids and Serving others (Please help Pak Tarigan on his terminal stage cancer)

Hari ini hari pertama masuk ke kantor setelah liburan Lebaran. Kebetulan saya juga membawa putra kedua saya yang berusia 4 tahun ikut ke kantor. Hari ini saya mau memberikan waktu saya yang terbaik bersama dengan anak saya supaya dia juga bisa mengerti kondisi pekerjaan Bapaknya dan bisa sekalian bermain di mall dekat kantor saya.
Inilah salah satu quality time yang bisa saya berikan kepada anak saya dan juga saya dapatkan dari anak saya.

Hari ini juga saya mendapat telepon dari Bapak rohani saya untuk ikut mendukung pelayanan terhadap seoarang Bapak Tarigan yang menderita cancer stadium terminal.
Bapak Tarigan ini memiliki dua putri dan seorang istri. Uang buat pengobatan dan kemo telah habis cukup banyak. Apalagi sejak Pak Tarigan ini menderita cancer, praktis pendapatan keluarga mereka hany adari sang istri yang bergaji sekitar 3jt/bulan di salan satu universitas swasta IT terkenal.
Bapak Rohani saya (Pdt. Sarikat Bangun) meminta saya untuk medukung pelayan terhadap Pak Tarigan ini.
Karena itu kami (Saya dan Pdt. Sarikat Bangun) sangat mengharapakan dukungan dari pembaca setia blog ini untuk juga mendukung upaya menolong Pak Tarigan.
Karena sudah terlalu banya kemo, sehingga effect nya (seperti yang juga saya baca dalam sebuah buku) adalah beliau mengalami perubahan kondisi psikis dan mental sehingga sekarang belia menghujat Tuhan karena merasa upaya beliau dalam melayani Tuhan seolah-olah sia-sia dengan penyakit ayang didapatkan beliau.
So, para pembaca blog saya yang setia mohon dukungaannya dengan mengontak network masing-masing di lembaga-lembaga not for profit cancer supaya bisa mendukung Pak Tarigan.
Pak Tarigan ini adalah jemaat setia umat Katholik, jadi mohon dikontak network di lembaga gereja untuk bisa mendukung Pak Tarian ini.
Kalau pembaca blog setia saya terpanggil untuk membantu Pak Tarigan bisa contact saya @081510060004 atau Pdt. Sarikat Bangun @08158891589

Tuhan memberkati kita semua.

Apa response kita ketika mengetahui ada seseorang yang dalam penderitaannya sangat membutuhkan bantuan kita?

#Diambil dari buku kehidupan

Fasting and hope

Hari ini untuk yang ke-12 kalinya saya melakukan ritual puasa dengan tidak makan selama 12 jam dan hanya minum.

Puasa kali ini sangat lancar dan diberi damai sejahtera dan berkat-berkat.

Pengharapan yang terdalam buat puasa kali ini supaya istri saya diberi kesehatan dan hasil periksa dengan dokter hari ini tidak ada yang major.

Saya juga berharap semoga istri tercinta kembali menerapkan pola hidup sehat supaya lanjut usia lami sampai bercucu dan bercicit.

Semoga Lord menjawab doa-doa pengharapan saya.

#Diambil dari buku kehidupan

Super one percent

Entrepreneur, weightlifter and travel photographer James Clear once wrote this on his blog where he shared ideas for using behavior science to improve life performance and master the habits.
In 2010, Dave Brailsford faced a tough task.
No British cyclist had ever won the Tour de France, but as the new General Manager and Performance Director for Team Sky (Great Britain’s professional cycling team) Brailsford was asked to change that.
He started simple.
Brailsford believed in a concept that he referred to as the “aggregation of marginal gains.”
He explained it as “the 1 percent margin for improvement in everything we do”.
What he meant was that if you improved every area related to cycling by just 1 percent, then those small gains would add up to remarkable improvement.
They started by optimizing the things you might expect: the nutrition of riders, their weekly training program, and the ergonomics of the bike seat as well as the weight of the tires.
But Brailsford and his team didn’t stop there.
They searched for 1 percent improvements in the usually ignored aspect: discovering the pillow that may enhance quality sleep and taking it with them to hotels, testing for the most effective type of massage gel, and teaching riders the best way to wash their hands to avoid infection.
They searched for 1 percent improvements everywhere.
Brailsford convinced that the strategy could bring a victory to Team Sky in five years’ time.
He was wrong. They won it in three years.
In 2012, Team Sky rider Sir Bradley Wiggins became the first British cyclist to win the Tour de France. The same year, Brailsford coached the British cycling team at the 2012 Olympic Games and dominated the competition by winning 70 percent of the gold medals available.
In 2013, Team Sky triumphed the Tour de France again, this time from rider Chris Froome.
Many have referred to British cycling feats in the Olympic and the Tour de France over the past 10 years as the most successful run in modern cycling history.
Starts small and keep it simple, let’s work on the 1 percent improvement and see what’s going to happen next.

Quote of the day

“Success is a few simple disciplines, practiced every day; while failure is simply a few errors in judgment, repeated every day.” – American entrepreneur, author and motivational speaker Emanuel James “Jim” Rohn (September 17, 1930 – December 5, 2009)

Blog viewed

Untuk pertama kalinya blog saya di-view oleh seseorang yang berlokasi di US. Saya sungguh suprised dan senang sekali.

Saya tidak tahu apakah sang viewer orang Indonesia atau tidak, berhubung blog saya dalam bahasa Indonesia.

Momentum ini akan saya buat untuk lebih disiplin lagi dalam menulis daily blog saya dan berusaha menaruh tulisan yang lebih baik tiap hari.

Rohan Rajiv dalam blog-nya “A Learning a Day” berkata bahwa akan butuh 5 sampai 7 tahun supaya blog anda menjadi terkenal. Saya akan mencoba tetap konsisten menulis daily blog saya sampai 5 tahun, 7 tahun dan bahkan lebih lama lagi. November 2015 nanti tepat satu tahun saya menulis daily blog. 

Mari kita lihat bagaimana blog saya pada November 2021.

#Diambil dari blog

Fasting and being accustomed

Hari ini saya melakukan ritual puasa yang ke-11 kali dengan tidak makan selama 12 jam dan hanya minum.

Berbeda dengan puasa saya diawal-awal kali saya melakukannya, puasa saya akhir-akhir ini tidak lagi disertai dengan challenges yang mempengaruhi saya untuk berhenti/stop berpuasa.

Puasa saya sekarang semakin lancar-lancar saja. Doa-doa pengharapan saya semuanya dijawab oleh Yang Maha Kuasa.

Saya sungguh mendapatkan apa yang dimaksud dari ritual puasa seperti yang saya ketahui dari buku Fasting and Prayer karya Steven Brooks. Semua yang dijelaskan dalam buku tersebut, ketika saya praktekkam dalam ritual puasa saya terjadi. Bahkan terasa seperti sangat instant.

Challenges berikutnya yang saya rasakan dalam puasa saya akhir ini adalah perasaan saya yang flat dan tidak semenggebu-gebu seperti diawal puasa saya.

Semoga perasaan flat ini tidak mengurangi upaya puasa saya sehingga saya tetap mengimani dan melakukan ritual puasa regardless akan kondisi perasaan saya sehingga hanya nama Tuhanlah yang dimuliakan.

Bagaimana sikap kita ketika kita merasa puasa jadi begitu biasa/flat?

#Diambil dari buku kehidupan

Fasting and results

Hari ini (Jumat, 3 Jul 2015) untuk yang ke-10 kali saya melakukan ritual puasa dengan tidak makan selama 12 jam dan hanya minum.

Puasa kali ini agak mirip dengan puasa saya yang ke-9, dimana saya merasa flat. Tetapi kali ini saya menghadapi challenge pekerjaan yang membuat saya harus banyak-banyak berdoa dan berserah kepada Yang Maha Kuasa. Dalam doa-doa permohonan, saya seperti tidak merasakan apa-apa seperti feeling bahwa doa permohonan saya didengar atau tidak. Saya continue berpuasa dan tetap memohon dan berserah akan challenge pekerjaan saya hari ini.

Dan luar biasa, menjelang siang, saya bisa menghadapi challenge pekerjaan saya, walaupun belum complete tapi saya merasakan kelegaan. Saya juga diberi semangat untuk dapat bertugas sebagai Worship Leader dalam kebaktian Friday Services di kantor.

Hikmah yang saya dapatkan selama berpuasa hari ini adalah karya Yang Maha Kuasa kepada challenges saya tidak tergantung dengan bagaimana perasaan saya, apakah itu datar-datar saja atau merasa seperti tidak didengarkan.

Bagaimana sikap kita ketika merasa flat dan seperti tidak didengarkan?

#Diambil dari buku kehidupan

Fasting and being in flat condition

Hari ini untuk yang ke-9 kali saya melakukan ritual puasa dengan tidak makan selama 12 jam dan hanya minum.
Berbeda dengan puasa-puasa saya sebelumnya, dalam puasa kali ini saya tidak mengalami challenges yang memggoda saya untuk berhenti puasa seperti rasa lapar, beban pekerjaan dan emosi.

Dalam puasa hari ini saya merasa datar-datar saja. Menunggu harapan-harapan saya dengan datar seperti seolah-olah tidak ada yang terjadi. Namun saya percaya Yang Maha Kuasa tetap bekerja untuk doa-doa dan harapan-harapan saya kedepannya.

Saya tetap akan mencoba menjadikan ritual puasa ini bukan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja dan tetap mengimani dan berharap serta berserah penuh pada Yang Maha Kuasa. Karena dalam moment flat seperti ini biasanya kesabaran dan awareness saya sedang dicobai.

Bagaimana action kita ketika mengalami kondisi puasa yang flat?

#Diambil dari buku kehidupan

Online trading – transferring seller problem to the buyer

Kebetulan saya hendak melakukan pembelian sebuah barang via online. Sudah disepakati harga dan akan COD dimana. Setelah saya hendak tiba di tempat COD yang disepakati, sang seller minta perubahan ke lokasi lain karena alasan dia tidak jadi dihantar pakai mobil dan naik busway.
Setelah saya tanya posisi dimana, ternyata dia baru ada di halte busway yang masih sangat jauh dari tempat COD.
Saya masih tetap berpikir positif dengan memmberi solusi supaya ketemu di tengah.
Awalnya dia sudah setuju, dan begitu saya menuju kearah tempat ketemuan yang ditengah tersebut dia malah minta ketemu di tempat COD awal dengan alasan dia juga punya appointment di sana.
Akirnya saya strict dengan solusi saya supaya ketemu di tengah dan dia bilang OK tapi setelah dia selesai dari appointment-nya yang lain.

Di sini bisa saya simpulkan kalau sang buyer mencoba mentransfer segala risk/masalah dia kepada saya sebagai buyer dengan segala alasan tempat COD dan saya personally merasa dinomor duakan.

Bagaimana sikap kita dalam bertindak sebagai seller maupun buyer dalam transaksi online?

#Diambil dari buku kehidupan

Fasting and how do we perceive on the daily challenges

Hari ini kembali saya melakukan puasa dengan hanya minum dan tidak makan selama 12 jam. Puasa saya kali ini di-challenge dengan rasa lapar yang luar biasa sampai gemetaran. Tetapi hal ini tidak menurunkan semangat puasa saya dan saya tetap berdoa dan berserah.

Hikmah dari challenges kehidupan yang saya dapatkan hari ini bahwa kegagalan-kegagakn kecil yang saya alami sebelumnya adalah sebagai bahan hidup saya untuk menghadapi ujian yang lebih besar di kemudian hari.

Jadi ceritanya saya sedang mengikuti training online dari perusahaan saya. Dan dalam training program tersebut ada ujian kecil untuk 9 modul yang saya pelajari sebelum mengikuti ujian besar sebagai rangkumannya. Dalam ujian-ujian kecil itu saya cukup banyak mengalamai kegagalan sampai mengulang dua sampai tiga kali. Saya merasa kecewa pada saat intu karena tidak langsung benar dan lulus saja dalam ujian kecil. Nah pada ujian besar saya marasa bersyukur karena sebagian besar soal-soal test yang saya hadapi adalah soal-soal yang dimana saya telah gagal sebelumnya dalam ujian kecil sehingga ingatan saya masih fresh akan soal-soal tersebut dan bisa lulus hanya dalam 1st try (sekali coba) dalam ujian besarnya.

Dari sini saya bisa mengambil hikmas bahwa ujian-ujian kecil dalam kehidupan sehari-hari kita bisa kita jadikan sebagai bahan untuk ujian-ujian besar dikemudian hari.

Bagaimana cara kita menghadapi ujian-ujian kecil setiap hari?

#Diambil dari buku kehidupan