Ooch

Jika kita bisa ooch di dalam dunia kerja, maka kita juga bisa ooch di rumah.
Gabe Gabrielson berpikir begitu. Seorang broker real estate dan ayah yang tinggal di San Jose, Gabrielson punya seorang anak berusia 9 tahun yang bernama Colin. Layaknya seperti anak seusianya, Colin sering tidak sepaham dengan peraturan orang tuanya. Pada musim semi 2011, sebagai contoh, Colin protest terhadap peraturan Gabe yang mengharuskan dia sudah berpakaian seragam sekolah lengkap sebelum turun sarapan. Sebenarnya Gabe tidak terlalu perduli apa yang dipakai Colin pada waktu di meja sarapan, tapi ia khawatir kalau Colin belum pakai seragam dulu, kemungkinan akan terlambat ke sekolah. Tapi Colin lebih nyaman dengan piyamanya.
Setelah melaui perdebatan panjang yang membuat keduanya frustasi, Gabe memutuskan untuk merubah strategi. Dia mengatakan kepada Colin untuk mencoba mengikuti caranya dalam tiga hari berturut-turut. Tetapi jika Colin terlambat ke sekolah, maka ia akan kembali mengikuti cara Gabe.
Colin yang merasa takjub dengan response ayahnya, memenangkan test percobaan tersebut. Dia pakai piyama sewaktu sarapan dan tetap tidak terlambat ke sekolah. Sebagai hasilnya adalah pola baru terbentuk dan mereka berdua sama-sama senang dengan hasilnya. Lebih sedikit perdebatan buat Gabe dan rasa sukses dalam protest buat Colin.
Bagaimana anda dengan anak anda?

Lead by example

Core Values adalah rules dan boundaries yang mendefenisikan kultur perusahaan beserta personality-nya yang menyediakan sebuah test “Boleh/Tidak boleh” untuk semua perilaku dan keputusan oleh semua pegawai dalam perusahaan.
Sangat penting bila top management memimpin dengan memberi contoh (lead by example), untuk memastikan perilaku dan keputusan mereka sejalan dengan Values perusahaan.

Values dan boundaries yang sama juga penting dan bisa paralel dilakukan dalam keluarga. Kuncinya dengan memiliki satu set peraturan, anda sebagai kepala keluarga melakukan peraturan tersebut berulang-ulang beserta harapan bahwa values keluarga tersebut , sejalan dengan waktu bisa meresap dalam habit anak-anak kita.

Bagaimana dengan perusahaan dan anak anda?

The Core

Atlit yang sukses sangat membutuhkan core yang kuat – core atau bagian tengah tubuh untuk menyediakan keseluruhan stabilitas, power, dan kontrol.

Hal yang sama berlaku untuk perusahaan yang sedang bertumbuh. Tanpa core yang kuat, organisasi akan mengalami resiko ketidakstabilan dari tantangan kultur, kehilangan fokus, disengagement, dan kelemahan hati dalam bertumbuh kembang (scales up).
Bagaimana dengan anda dan perusahaan anda?

Onboarding – Getting the First Impression Right

Salah satu kesempatan terbesar untuk menumbuhkan dan men-sinergikan team kita adalah ketika mereka mulai pertama start bekerja.
Minggu pertama dalam pekerjaan menunjukkan kesempatan unik untuk memulai koneksi dan mulai melebur dengan DNA perusahaan dengan orang baru.
Walaupun begitu, sedikit perusahaan yang memperhatikan manfaat dari hal ini.
Sebaliknya, hari pertama lebih dirasakan seperti waterboarding daripada onboarding: tidak ada desk, tidak ada notebook, tidak ada telepon, boss baru sedang travelling, dan assignment pertama adalah dengan men-shadowing kolega yang tidak antusias selama dua minggu.
Sales coach terkenal, Jack Daly menyarankan, “Kenapa tidak kita rayakan sebuah pesta ketika pegawai baru mulai hari pertama bekerja dibanding ketika mereka resigned?”
Bagaimana di kantor anda?

Experts are pretty bad at predictions

Para pakar cenderung buruk dalam memprediksi tapi mereka sangat ahli dalam menjelaskan fakta-fakta nilai acuan dasar.

Sebagai contoh, andaikan kita hendak konsultasi denga Pengacara Hak Cipta (Intellectual Property) tentang kemungkinan adanya penyalahgunaan hak cipta. Pertanyaan yang tepat kepada pengacara tersebut adalah “Apakah variable penting dalam kasus semacam ini?”, “Bukti apakah yang bisa mendukung tuntutan dari masing-masing pihak?”, “Dalam persentasi, berapa kasus yang selesai sebelum pengadilan?”, “Dari semua yang maju ke pengadilan, berapa persen kesempatan untuk penuntut menang?”
Jika kita mempertanyakan hal-hal seperti diatas, yaitu pertanyaan berupa pengalaman kasus sebelumnya dan norma-norma hukum, kita akan mendapatkan informasi yang cukup layak dipercaya dibanding kalau kita langsung menanyakan berapa persen kans untuk memang. Dalam hal ini, pengacara akan cenderung menyampaikan jawaban yg bias dan cenderung emosional.

Tripwire

Cara lain untuk berbeda pendapat adalah dengan cara Tripwire seperti cara David Lee Roth.
Tripwire menjelaskan situasi ketika sebuah team hendak mempertimbangkan kembali suatu keputusan. Jadi jika kita merasa skeptis akan suatu keputusan dan punya kurang power untuk merubahnya, sarankanlah rekan kerja kita untuk men-set tripwire. (“Jika X terjadi, kita akan melihat lagi dari sisi lain akan hal tersebut”). Dengan cara ini akan lebih mudah buat mereka unruk menerima karena kebanyakan orang sangat overconfident dan akan underestimate kesempatan untuk menyerang tripwire. Disamping itu, kemungkinan untuk mempertimbangkan ulang sebuah keputusan di kemudian hari tanpa kelihatan seperti orang yang menyatakan, “Sudah kubilang, kan…”

Love is never enough

Dalam buku mereka yang berjudul ” Love is never enough”, pasangan Karen dan Ted membeberkan tips untuk membahagiakan pasangan. Tips nya adalah dimana Karen menulis diary tentang kebaikan-kebaikan yang dilakukan Ted dalam seminggu
1. Ted membantu Karen membersihkan rumah
2. Ted menemani Karen waktu mencuci pakaian
3. Ted mengajak Karen untuk jalan-jalan sore
4. Ted menemani Karen shopping

Yuuk mari kita menulis diary tentang kebaikan-kabaikan pasangan kita tiap minggu… 🙂

Work life balance

Berikut ini adalah list pertanyaan untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan mendorong work life balance:
1. Tanyakanlah pertanyaan yang mendalam
2. Berapakali dalam seminggu terakhir mereka makan malan dengan keluarga?
3. Kapan makan malam tersebut disediakan?
4. Apa acara TV favourite mereka?
5. Berapa pegawai yang telah direcruit dalam 5 tahun terakhir?
6. Berapa orang yang masih tetap stay di perusaan dari recruitment 5 tahun lalu tersebut?
7. Siapa 3 pegawai terakhir yang meninggalkan perusahaan tersebut?
8. Apa yang mereka lakukan sekarang?
9. Bagaimana cara supaya bisa menghubungi mereka?

Ingat tidak ada yang merupakan pertanyaan konyol…

Taking a break

Seperti kata Proverb bahwa semua itu ada waktunya. Ada waktu committed full untuk membaca dan ada waktu untuk bersosial. Memang dalam hidup di bawah langit ini semua merupakan pilihan. Ketika saya memilih untuk membaca maka saya akan lebih sedikit bersosial karena bersosial adalah dengan memberi waktu kita kepada orang lain. Dan yang lebih lagi adalah memberi yang terbaik/kebahagiaan kepada orang lain. Hal ini dinamakan kasih. Balance antara personal achievement dengan bersosial adalah bentuk terbaik yang saya rasakan. Bagaimana dengan anda?

Top Up Credit for Rennovation

Berikut adalah list dokuments yang dibutuhkan untuk keperluan top up kredit buat renovasi rumah:
1. Copy KTP Suami & Istri
2. Copy KK
3. Copy Akta Nikah
4. Copy NPWP Pribadi Suami & Istri
5. Surat Keterangan Kerja Suami & Istri
6. Slip Gaji 3 bulan terakhir Suami & Istri
7. Mutasi Rekening Payroll 3 bulan terakhir Suami & Istri

Plus biaya appraisal sebesar Rp 500,000 disalah satu bank swasta regional.