Beberapa waktu lalu saya melakukan transaksi online di lazada.co.id dengan nilai yang cukup besar.
Dari hasil transaksi tersebut saya assumsikan bahwa system online lazada.co.id tidak bisa memproses transaksi dengan kartu kredit dimana bank penerbit kartu tersebut perlu melakukan verifikasi via telepon sebelum menyetujui pembayaran transaksi saya. Sewaktu proses verifikasi melalui telepon, system online lazada.co.id sepertinya langsung menutup transaksi saya. Kata “transaksi tutup” adalah istilah customer service lazada.co.id yang artinya transaksi tidak mendapat konfirmasi dari finance lazada.co.id sehinga transaksi saya ditutup atau seolah-olah tidak terjadi. Nah, setelah saya confirm ke pihak bank penerbit kartu kredit bahwa saya benar melaukan transaksi online di lazada.co.id, pihak bank saya melanjutkan authorisasi pembayaran ke lazada.co.id.
Setelah saya check ke bank penerbit kartu kredit saya, mereka menyatakan bahawa transaksi saya masih dalam kondisi “gantung” sampai dapat re-fund dari lazada.co.id dalam durasi 14 hari.
Impact yang terjadi kepada saya adalah saya tidak bisa segera membeli barang yang saya inginkan tersebut di tempat lain karena dana saya masih dalam posisi tergantung dalam kartu kredit saya sampai lazada.co.id melakukan re-fund.
Customer service lazada.co.id menyarankan saya untuk membeli lagi barang tersebut secara online di lazada.co.id ketika saya menanyakan bagaimana cara supaya saya tetap beli dan dapat barang tersebut.
Intinya, kalau dari sisi saya sebagai customer dalam kejadian ini adalah: saya hendak beli barang, dana saya tergantung karena kekurangan system online penjual, dan saya disuruh mengeluarkan uang lagi untuk membeli barang yang sama (terus terang skema seperti ini tidak akan pernah terjadi antara pemberi pekerjaan dan vendor-nya).
Bagaiman pengalaman anda dalam transaksi antara pemberi pekerjaan (customer) dengan vendor (penjual)?
#Diambil dari buku kehidupan